⚽ Puisi Teratai Karya Sanusi Pane

AmanatPuisi Sajak Karya Sanusi Pane Diatas Kecuali A Puisi Di Buat Harus Memperhatikan Isib Brainly Co Id . Puisi Teratai Sanusi Pane Tribun Jateng . Detail Gambar . Sajak . Detail Gambar . Puisi Puisi Nusantara Ahmad Kamal Abdullah Buku Terpakai Buku Preloved Shopee Malaysia . Detail Gambar . Puisi Wikipedia Bahasa Melayu Ensiklopedia Bebas .
Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-KAJIAN HERMENEUTIKA PUISI “TERATAI” KARYA SANUSI PANE SEBAGAI KARYA SASTRA PENGEJAWANTAHAN BUDAYA MENGHARGAI JASA PAHLAWAN BANGSARio Devilito dan Agus Yuliyanto Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret devilitor io Abstr actThe study of hermeneutika is bridges and the alternative solution in research literature. This is referring to time progress and canonization literature from poetry, short stories, until novel. A poetry must have a special purpose and the write literature, including a Sanusi Pane that makes poetry called “Teratai”. Rhymes of Sanusi Pane “Teratai”. Symbolizes Ki Hajar Dewantara guarded the Indonesia with his lesson that are nationality, the original keindonesiaan. This poem worships Ki Hajar Dewantara as igures are worthy of implemented. He compared with a water lily not self assertive but his name termasyur around the globe. Admiration poetry to Ki Hajar Dewantara Keywords studies, hermeneutics, poetryAbstrak Kajian hermeneutika merupakan jembatan penghubung dan solusi alternatif dalam penelitian sastra. Hal ini mengacu pada perkembangan zaman dan kanonisasi sastra yang beraneka ragam. Mulai dari puisi, cerpen, hingga novel. Seorang penyair pasti memiliki tujuan khusus dan persembahan dalam tulisan sastra, tidak terkecuali seorang Sanusi Pane yang membuat puisi “Teratai”. Sajak Sanusi Pane “Teratai” menyimbolkan Ki Hajar Dewantara yang menjaga bumi Indonesia dengan ajarannya yang bersifat kebangsaan, dengan semangat keindonesiaan asli. Puisi ini memuja Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh yang pantas untuk diteladani. Ia dibandingkan dengan bunga teratai yang tidak menonjolkan diri namun namanya termasyhur di seluruh penjuru dunia. Kekaguman penyair kepada Ki Hajar Dewantara Kata kunci kajian, hermeneutika, puisi Pendahuluan Pemahaman puisi dapat ditinjau dari beberapa aspek pengkajian. Hal ini tergantung pada isi puisi yang ingin dikaji secara mendalam. Kehadiran puisi pada umumnya memang untuk dinikmati oleh para pembaca, akan tetapi keberadaan puisi juga tidak terlepas dari makna simbol-simbol kata-kata yang terkandung dalam larik-larik puisi tersebut serta hubungannya dengan hal-hal atau kejadian-kejadian di luar sastra. Oleh karena itu, puisi perlu ditinjau dari segi hermeneutik atau keterkaitan antara simbol-simbol yang terkandung dalam sebuah karya sastra dengan hal-hal yang ada di luar sastra. Memahami atau menganalisis puisi pada hakikatnya merupakan kegiatan membaca kehidupan. Artinya bahwa, ada kandungan isi yang berupa nilai-nilai kehidupan dalam puisi, karena puisi dapat mencerminkan suatu corak kehidupan masyarakat pada suatu masa, serta mampu menjelaskan harkat dan martabat manusia secara utuh, dan berisikan masalah kehidupan yang universal. Dalam puisi “Teratai” karya Sanusi Pane, isi puisi tersebut menjadi objek penulis untuk mengkaji puisi tersebut dilihat dari unsur hermeneutiknya. Pendekatan hermeneutik berkait erat dengan pencarian makna signi icant yang variatif dalam setiap karya sesuai dengan kondisi reseptornya Hirsch, 1984 202. Karya sastra dalam pandangan hermeneutik ialah sebagai objek yang perlu di interpretasikan oleh subjek hermeneutik. Subjek dan objek tersebut adalah komponen-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- komponen yang korelatif atau saling bertransformasi satu sama lain yang sifatnya merupakan hubungan timbal balik. Tanpa adanya subjek, tidak akan objek. Sebuah benda menjadi objek karena kearifan subjek yang menaruh perhatian pada subjek itu. Arti atau makna diberikan kepada objek oleh subjek, sesuai dengan pandangan subjek. Hussrel menyatakan bahwa objek dan makna tidak akan pernah terjadi secara serentak atau bersama-sama, sebab pada mulanya objek itu netral. Meskipun arti dan makna muncul sesudah objek atau objek menurunkan maknanya atas dasar situasi objek, semuanya adalah sama saja. Maka dari sinilah karya sastra dipandang sebagai lahan objek untuk ditelaah oleh hermeneutik supaya muncul interpretasi pemahaman dalam teks karya sastra tersebut. Pembahasan her meneneut ic Secara etimologis kata hermeneutika berasal dari bahasa Yunani dari kata kerja hermeneuein yang berarti menjelaskan, menerjemahkan, dan mengekspresikan. Kata bendanya hermeneia, artinya tafsiran. Dalam tradisi Yunani kuno kata hermeneuein dan hermeneia dipakai dalam tiga makna, yaitu 1 “mengatakan”, to say 2 ”menjelaskan” to explain dan 3 “menterjemahkan”, to translate. Tiga makna inilah yang dalam kata Inggris diekspresikan dalam kata to interpretation. Interpretasi dengan demikian menunjuk pada tiga hal pokok pengucapan lisan an oral ricitation, penjelasan yang masuk akal a reasonable explat ion dan terjemahan dari bahasa lain a reation from another language 2014. Kajian hermeneutika merupakan jembatan penghubung dan solusi alternatif dalam penelitian sastra. Pendekatan terhadap kajian sastra mengacu pada masa dan masyarakat yang melingkupinya Suyitno, 201434. Hal ini mengacu pada perkembangan zaman dan kanonisasi sastra yang beraneka ragam. Mulai dari puisi, cerpen, hingga novel. Seorang penyair pasti memiliki tujuan khusus dan persembahan dalam tulisan sastra, tidak terkecuali seorang Sanusi Pane yang membuat puisi “Teratai” seperti berikut Dalam kebun di tanah airku, Tumbuh sekuntum bunga teratai,Tersembunyi kembang indah permai, Tidak terlihat orang yang tumbuh di hati dunia, Daun bersemi laksmi mengarang, Biarpun ia diabaikan orang, Seroja kembang gemilang o Teratai Bahagia, Berseri di kebun Indonesia, Biar sedikit penjaga engkau tidak dilihat, Biarpun engkau tidak diminat, Engkaupun turut menjaga Zaman.Sanoesi Pane, 1929Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- 1. Sekilas tentang Sanusi Pane Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli, pada tanggal 14 Mei 1905. Meninggal di Jakarta tanggal 2 Juni 1968. Setelah menamatkan Gunung Sari, lalu mengajar bahasa Melayu di situ, waktu itu usianya baru 19 tahun. Kemudian iapun mengajar juga di pemerintah di Lembang, Bandung. Ia sangat tertarik oleh kebudayaan dan mistik India dan Jawa. Hal itu terlihat dari sajak- sajaknya yang Ia tulis. Pada tahun 1928 ia berangkat ke tanah Hindu dan di sana ia menulis sajak-sajaknya yang paling baik yang kemudian diterbitkan dengan judul Madah Kelana 1931. Sepulangnya di tanah air, ia menerbitkan dan memimpin majalah Timboel edisi bahasa Indonesia, aktif menulis dalam Poedjangga Baroe, terutama karangan-karangan tentang sejarah, kebudayaan dan ilsafat. Karangan-karangannya ialah Pantjaran Tjinta 1926, Puspa Mega 1927, Madah Kelana 1931 ketiganya berupa kumpulan sajak prosa dan lirik; Kertadjaja 1932, Sandhyakala ning Majapahit 1933, Manusia Baru 1940 ketiga-tiganya sandiwara. Kecuali itu ia pun menulis dua buah sandiwara dalam bahasa Belanda Airlangga 1928 dan Eenzame Garoedavlucht 1929. Kecuali Manusia Baru yang mengambil tempat berlakunya di India, semua sandiwara- sandiwara Sanusi berdasarkan sejarah jaman Hindu di Jawa. Dia memang mempunyai minat yang serius terhadap penulisan sejarah nasional Indonesia. Ia menulis Sejarah Indonesia 1942 yang dilengkapkan enam tahun kemudian 1948 dan Indonesia Sepanjang Masa 1952 yang merupakan kritik terhadap cara penulisan sejarah Indonesia hingga saat itu. 2. Parafrase Puisi “Teratai” Berikut merupakan analisis terhadap isi parafrase puisi “Teratai”. Dalam kebun di tanah airku Kebun merupakan sebidang tanah yg ditanami beraneka ragam pohon atau tanah luas yang ditanami kopi, karet, dan hal yang berubungan dengan tumbuhan yang menghasilkan serta berdaya guna. Kebun diidentikkan dengan Indonesia yang subur, dihuni oleh berbagai jenis karakter, jiwa, manusia,suku, seni, budaya, bahasa suatu bangsa. Tumbuh sekuntum bunga teratai Telah lahir bunga indah sebagai lambang ketulusan, kejujuran, ketulusan. Walaupun Teratai yang tumbuh di air yang sangat berlumpur kotor, coklat, Bunga teratai tersebut tetap menawan dan suci tidak kena pengaruh oleh lumpur. Demikian juga orang bijaksana akan bekerja apapun sebagai darma di dunia. Tersembunyi kembang indah permai Keindahan yang tidak disombongkan dan tidak ditampakkan. Suatu kebaikan yang tidak ditonjolkan, tapi biarlah orang lain yang menilai kebaikan tersebut. Tidak terlihat orang yang lalu Kebaikan, keyakinan, kejujuran, kesucian, keharuman, dan ketulusan yang tidak akan dapat dirasakan dan dimengerti jika tidak menyelami lebih dalam terhadap diri dan pribadi Ki Hajar Dewantara yang tulus dan suci mengabdikan diri terhadap Bangsa dan Tuhan. Akarnya tumbuh di hati dunia Hasil kerja, usaha, dan jerih payah Ki Hajar Dewantara telah mendunia, tidak hanya di tanah air melainkan juga di luar negeri. Dalam studinya di negeri Belanda, Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya Nasional Bahasa dan Sastra III- Daun bersemi laksmi mengarang Fitur paling mencolok dari ilmu arca dari Lakshmi adalah bunga teratai. Arti dari bunga teratai dalam hubungan dengan Shri Lakshmi mengacu pada kemurnian dan kuasa rohani. Dewi Laksmi dilukiskan sebagai perempuan yang cantik berkulit keemasan, dengan empat tangan, duduk atau berdiri di atas bunga teratai yang sedang mekar dan memegang setangkai bunga teratai, yang bermakna kecantikan, kesuburan dan kemurnian. Duduk dalam lumpur tetapi bunga di atas air, dengan sepenuhnya tidak terjangkit oleh lumpur, bunga teratai mewakili kesempurnaan upacara agama dan otoritas yang luhur di atas godaan duniawi. Biarpun dia diabaikan orang Diabaikan dalam baris ini adalah kekuatan dan pengaruh Ki Hajar Dewantara menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia terutama Jawa mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Seroja kembang gemilang mulia Seroja merupakan nama lain dari Bunga Teratai. Ia harum namanya berkat pandangan beliau dari muda sampai konsep tut wuri handayani. Semboyan ini berasal dari ungkapan aslinya Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Hanya ungkapan tut wuri handayani saja yang banyak dikenal dalam masyarakat umum. Arti dari semboyan ini secara lengkap adalah ing ngarsa sung tulada di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik, ing madya mangun karsa di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dan tut wuri handayani dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan. Teruslah O Teratai Bahagia Berseri di kebun Indonesia Nama Ki Hajar Dewantara akan tetap harum dan dikenang oleh setiap masyarakat Indonesia dari anak-anak sekolah sampai Profesor, Doktor, bahkan presiden sekalipun. Beliau dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Nama beliau diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Selain itu, sampai saat ini perguruan Taman Siswa yang beliau dirikan masih ada dan telah memiliki sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Ini bermakna bahwa Ki Hajar Dewantara akan selalu dikenang sebagai pahlawan pendidikan Indonesia. Biar sedikit penjaga taman Biarpun engkau tidak dilihat Biarpun engkau tidak diminat Terkadang nilai-nilai luhur yang diajarkan Ki Hajar Dewantara kurang diperhatikan dan diimplementasikan. Padahal, pelaksanaan pendidikan lebih didasarkan pada minat dan potensi apa yang perlu dikembangkan pada anak didik, bukan pada minat dan kemampuan apa yang dimiliki oleh pendidik. Apabila minat anak didik ternyata akan ke luar atau pengembangan potensi anak didik di jalan yang salah maka pendidik berhak untuk meluruskannya. Engkau pun turut menjaga zaman Ia memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Belajar bukan sekedar teori dan praktek di sekolah, tetapi juga belajar menghadapi realitas dunia. Sekolah dan Dunia menurut konsep ini berarti tidak terpisah. Dengan itu, diharapkan para guru mengajarkan ilmu teori serta praktek di dunia dan juga kepada siswa jika tidak sungkan-sungkan menanyakan apa saja hal yang tidak diketahuinya tentang dunia kepada guru mereka masing-masing. Tujuan dari konsep Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- ini, agar para lulusan sekolah dapat mampu hidup dan bisa berbuat banyak setelah lulus dari sekolah. Sajak Sanusi Pane “Teratai” menyimbolkan Ki Hajar Dewantara yang menjaga bumi Indonesia dengan ajarannya yang bersifat kebangsaan, dengan semangat keindonesiaan asli. Artinya bahwa sastra tidak hanya memasuki pada seluk beluk kehidupan secara personal melainkan memasuki pada nilai-nilai kehidupan yang bersifat keseluruhan Winarni, 201329. Adapun bagi Sanusi Pane, Indonesia itu datang dari dalam diri melalui sejarah karena sang budayawan berpandangan bahwa Indonesia adalah sambungan sejarah Nusantara yang terus berdialektika semenjak jaman Sriwijaya dan Majapahit. Puisi ini memuja Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh yang pantas untuk diteladani. Ia dibandingkan dengan bunga teratai yang tidak menonjolkan diri namun namanya termasyhur di seluruh penjuru dunia. Kekaguman penyair kepada Ki Hajar Dewantara lebih nyata dengan baris terakhir “Engkau turut menjaga zaman”. Penutup Kajian hermeneutika merupakan titik awal sebuah kajian sastra yang bersifat alternatif untuk memahami makna simbol-simbol dalam karya sastra. Hal ini sejalan dengan hal-hal yang terdapat pada kata-kata pada yang terimplementasi pada puisi yang dihasilkan sastrawan Indonesia, tidak terkecuali Sanusi Pane yang menulis puisi yang berjudul “Teratai”. Puisi Sanusi Pane berjudul “Teratai” memuja Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh yang pantas untuk diteladani dan sebagai wujud penghargaan terhadap pahlawan di bidang pendidikan Indonesia. Ia dibandingkan dengan bunga teratai yang tidak menonjolkan diri namun namanya termasyhur di seluruh penjuru dunia. Kekaguman penyair kepada Ki Hajar Dewantara lebih nyata dengan baris terakhir “Engkau turut menjaga zaman”.Daftar Pustaka Kau, Sofyan. 2014. Hermeneutika Gadamer dan Relevansinya dengan Tafsir. Jurnal Farabi, Vol 11. No 1. Juni 2014 ISSN 1907-0993 Esten, Mursal. 1995. Memahami Puisi. Bandung Angkasa. Hirsch, Jr., 1984. “Meaning and Signi icance Reinterpreted”. Critical Inquiry. Vol. 11, Dec. 1984, Sanoesi Pane. 1929. Puisi “Teratai”. Suyitno. 2014. Canonization of Four Indonesian Contemporary Novels Written In The 21st Century Questioning Public Recognition and Acceptance Towards The Ideas of Feminism. Journal of Language and Literature Vol. 5 No. 1/2014. ISSN 2078-0303 Tim Estetika Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta. 2008. Estetika Sastra, Seni dan Budaya. Jakarta UNJ Press. Winarni, Retmo. 2013. Kajian Sastra. Salatiga Widya Sari.
CANDIMENDUT (Karya: Sanusi Pane) BUKIT BARISAN (Karya: Muhammad Yamin) BUAT NYONYA N. (Karya: Chairil Anwar) BUAT GADIS RASID (Karya: Chairil Anwar) BIMBANG (Karya: A.M.Dg. Mijala alias A.M Thahir) BIARKAN DIA (Karya: A.M.Dg. Mijala alias A.M Thahir) AKU BERKISAR ANTARA MEREKA (Karya: Chairil Anwar) AKU BERADA KEMBALI(Karya; Chairil Anwar) Kumpulan Puisi Sanusi Pane - Sanusi Pane lahir pada tanggal 14 November 1905 di Muarasipongi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, meninggal dunia 2 Januari 1968 di Jakarta. Dia pernah bekerja sebagai redaktur Balai Pustaka, tapi lebih banyak aktif dalam lapangan pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah kebangsaan. Dia pun banyak bergerak di lapangan jurnalistik. Dia memimpin majalah Timbul edisi bahasa Indonesia, 1932-1933. Sanusi pernah melawat ke India 1929-1930 dan menghasilkan sekumpulan puisi berjudul Madah Kelana 1931. Bukunya yang lain Pancaran Cinta 1926, Puspa Mega 1927. Banyak perhatiannya tercurah pada sejarah. Lima lakonnya, empat di antaranya berdasarkan sejarah di Jawa. Dua diantara judul itu dia tulis dalam bahasa belanda, yaitu Airlangga 1928 dan Eenzame Garoedavlucht 1930. Tiga judul lainnya dalam bahasa Indonesia Kertajaya 1932, Sandhyakala ning Majapahit 1933, dan Manusia Baru 1940. Karya sejarahnya Sejarah Indonesia 1942 dan Indonesia Sepanjang Masa 1952. Dia pun menerjemahkan karya sastra lama dari bahasa Kawi berjudul Arjuna Wiwaha 1948 dan Bunga Rampai dari Hikayat lama 1946. Sejumlah puisinya ada dalam antologi Pujangga Baru Prosa dan Puisi 1963 susunan Jassin. PAGI Pagi telah tiba, sinar matari Memancar dari belakang gunung, Menerangi bumi, yang tadi dirundung Malam, yang sekarang sudahlah lari. Alam bersuka ria, gelak tersenyum, Berseri-seri, dipeluk si raja siang. Duka nestapa sudah diganti riang, Sebab Sinar Bahagia datang mencium. Mari, O Jiwa, yang meratap selalu Dalam rumahmu, turutlah daku. Apa guna menangisi waktu yang silam? Mari, bersuka ria, bercengkerema Dengan alam, dengan sinar bersama-sama, Di bawah langit yang seperti nilam. KESADARAN Pada kepalaku sudah direka, Mahkota bunga kekal belaka, Aku sudah jadi merdeka, Sudah mendapat bahagia baka. Aku melayang kelangit bintang, Dengan mata yang bercaya-caya, Punah sudah apa melintang, Apa yang dulu mengikat saya. Mari kekasih, jangan ragu Mencari jalan; aku mendahului, Adinda kini Mari, kekasih, turut daku Terbang kesana, dengan melalui, Hati sendiri CANDI MENDUT Di dalam ruang yang kelam terang Berhala Budha di atas takhta, Wajahnya damai dan tenung tenang, Di kiri dan kanan Bodhisatwa. Waktu berhenti di tempat ini Tidak berombak, diam semata; Azas berlawan bersatu diri, Alam sunyi, kehidupan rata. Diam hatiku, jangan bercita, Jangan kau lagi mengandung rasa, Mengharap bahagia dunia Maya Terbang termenung, ayuhai, jiwa, Menuju kebiruan angkasa, Kedamaian Petala Nirwana. CANDRA Badan yang kuning-muda sebagai kencana, Berdiri lurus di atas reta bercaya, Dewa Candra keluar dari istananya Termenung menuju Barat jauh di sana. Panji berkibar di tangan kanan, tangan kiri Memimpin kuda yang bernapaskan nyala; Begitu dewa melalui cakrawala, Menabur-naburkan perak ke bawah sini. Bisikan malam bertiup seluruh bumi, Sebagai lagu-merawan buluh perindu, Gemetar-beralun rasa meninggikan sunyi. Bumi bermimpi dan ia mengeluh di dalam Mimpinya, karena ingin bertambah rindu, Karena rindu dipeluk sang Ratu Malam MAJAPAHIT Aku memandang tersenyum arah ke bawah Bandung mewajah di dalam kabut. Jauh di sana bermimpi Gede-Pangrango, Seperti pulau dalam lautan awan. Langit kelabu, Alam muram. Dan ke dalam hatiku, Masuk perlahan Rindu dendam. Jiwaku meratap bersama jiwa Gembala yang bernyanyi dalam lembah. Ratap melayang bersama suara Kedalam kemuraman Kehilangan. TANAH BAHAGIA Bawa daku ke negara sana, tempat bah’gia, Ketanah yang subur, dipanasi kasih cinta. Dilangiti biru yang suci, harapan cinta, Dikelilingi pegunungan damai mulia. Bawa daku kebenua termenung berangan, Ke tanah tasik kesucian memerak silau, Tersilang sungai kekuatan kilau kemilau, Dibujuk angin membisikkan kenang-kenangan Ingin jiwa pergi ke sana tidak terkata Hatiku dibelah sengsara setiap hari, Keluh kesah tidak berhenti sebentar jua. O tanah bah’gia, bersinar emas permata, Dalam duka cita engkau mematahari, Pabila gerang tiba waktu bersua? MELATI Kau datang dengan menari, tersenyum simpul, Seperti dewi, putih-kuning, ramping-halus, Menunjukkan diri, seperti bunga yang bagus. Dalam sinar matahari, membuat timbul Di dalam hati berahi yang suci-permai. Jiwa termenung, terlena dalam samadi, O Melati, memandang kau seperti Pamadi, Kebakaan kurasa, luas, tenang dan damai Engkau tinggal sebagai bunga dalam taman Kenang-kenangan dipetik tidak kan dapat, Biar warna dan wangi engkau berikan. Engkau seperti bintang di balik awan, Terkadang-kadang sejurus berkilat-kilat Tapi jauh, ta’ kan pernah tercapai tangan KEMBANG MELATI Aku menyusun kembang melati Di bawah bintang tengah malam, Buat menunjukkan betapa dalam Cinta kasih memasuki hati. Aku tidur menantikan pagi Dan mimpi dalam bah’gia Duduk bersanding dengan Dia Di atas pelaminan dari pelangi Aku bangun, tetapi mentari Sudah tinggi di cakrawala Dan pujaan sudah selesai O Jiwa, yang menanti hari, Sudah Hari datang bernyala, Engkau bermimpi, termenung lalai. ARJUNA Kepada Mr. Singgih Aku merasa tenaga baru Memenuhi jiwa dan tubuhku; Hatiku rindu ke padang Kuru, Tempat berjuang, perang selalu. Aku merasa bagai Pamadi, Setelah mendengar sabda Guru, Narendra Krisyna, di Ksetra Kuru Bernyala ke dewan dalam hati. Tidak ada yang dapat melintang Pada jalan menuju maksudku Menang berjuang bagi Ratuku. Mahkota nanti di balik bintang Laksmi letakkan d’atas kepala, Sedang bernyanyi segala dewa. WIJAYA KESUMA Di balik gunung, jauh di sana, Terletak taman dewata raya, Tempat tumbuh kesuma wijaya, Bunga yang indah, penawar fana. Hanya sedikit yang tahu jalan Dari negeri sampai ke sana. Lebih sedikit lagi orangnya, Yang dapat mencapai gerbang taman. Turut suara seruling Krisyna, Berbunyi merdu di dalam hutan, Memanggil engkau dengan sih trisna. Engkau dipanggil senantiasa Mengikuti sidang orang pungutan Engkau menurut orang biasa. KEPADA KRISYNA Aku berdiri sebatang kara, Tidak berteman, tidak berkawan, Tangan tertadah k’atas udara, Jiwa menjerit disayat rawan. Hatiku kosong, tanganku hampa, Tidak ada yang sudah tercapai Aku bermimpi di dalam tapa Mengingat untung termenung lalai O Krisyna tiadakanlah kembali Meniup suling di tanah airku. Biarkan daku sekali lagi Jatuh ke dalam jurang gulita, Supaya lupa, tidak bercita. TAJ MAHAL Kepada Andjasmara Dalam Taj Mahal, ratu astana, Putih dan permai pantun pualam Termenung diam di tepi Janma Di atas makam Arjumand Begam Yang beradu di sisi Syah Jahan, Pengasih, bernyanyi megah mulia Dalam nalam tiada berpadam, Menerangkan cinta akan dunia. Di sana, dalam duka nestapa, Aku merasa seorang peminta Di depan gapura kasih cinta Jiwa menjerit, dicakra duka Akh, Kekasihku, memanggil tuan. Hanya Jamna membalas seruan. TERATAI Kepada Ki Hajar Dewantoro Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai; Tersembunyi kembang indah permai, Tidak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia, Daun berseri Laksmi mengarang; Biarpun ia diabaikan orang, Seroja kembang gemilang mulia. Teruslah, O Teratai Bahagia Berseri di kebun Indonesia, Biar sedikit penjaga taman. Biarpun engkau tidak dilihat, Biarpun engkau tidak diminat, Engkau turut menjaga Zaman SAJAK Di mana harga karangan sajak, Bukanlah dalam maksud isinya, Dalam bentuk, kata nan rancak Dicari timbang dengan pilihnya. Tanya pertama ke luar di hati, Setelah sajak dibaca tamat, Sehingga mana tersebut sakti, Mengingat diri di dalam hikmat. Rasa bujangga waktu menyusun, Kata yang datang berduyun-duyun Dari dalam, bukan nan dicari Harus kembali dalam pembaca, Sebagai bayang di muka kaca, Harus bergoncang hati nurani

PuisiKarya Sanusi Pane Arjuna Arjuna Kepada R. P. Mr. Singgih Aku merasa tenaga baru Memenuhi jiwa dan tubuhku; Hatiku rindu ke padang Kuru, Tempat berjuang, perang selalu. Aku merasa bagai Pamadi, Setelah mendengar sabda Guru, Nerendra Krisjna, di ksetra Kuru: Bernyala ke dewan dalam hati. Tidak ada yang dapat melingtang

JATENG - Sanusi Pane lahir di Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatra Utara, 14 November 1905. Dia meninggal dunia di Jakarta, 2 Januari 1968 pada umur 62 tahun. Dia adalah seorang sastrawan Indonesia yang digolongkan ke dalam angkatan Pujangga Baru. Ia banyak menulis puisi, naskah drama, dan kajian sejarah. Beriiku salah satu puisi beliau yang berjudul Teratai Teratai Dalam kebun ditanah airku,Tumbuh sekuntum bunga teratai,Tersembunyi kembang indah permai,Tidak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia,Daun bersemi laksmi mengarang,Biarpun ia diabaikan orang,Seroja kembang gemilang mulia. Teruslah, o Teratai Bahagia,Berseri di kebun indonesia,Biar sedikit penjaga taman. Biarpun engkau tidak dilihat,Biarpun engkau tidak diminat,Engkaupun turut menjaga Zaman. 2020/10/13/puisi-teratai- sanusi-pane Alegoriadalah puisi yang sering mengungkapkan cerita yang isinya dimaksudkan untuk memberi nasihat tentang budu pekerti dan agama. Jenis Alegori yang terkenal adalah parable yang disebut perumpamaan. Contoh : Puisi Teratai karya Sanusi Pane. karena kisah bunga teratai itu digunakan untuk mengisahkan tokoh pendidikan.
Sanusi Pane adalah salah satu penyair Top Indonesia yang karyanya turut memberikan warna dan makna dalam perkembangan kesastraan Indonesia, Khususnya di bidang karya sastra puisi. Selai Puisi 'Sajak' yang dibahas dalam postingan sebelumnya Arti Puisi 'Sajak' Karya Sanusi Pane, juga ada karya besar Sanusi Pane yang lain. Yaitu Puisi Sanusi Pane yang berjudul Teratai. Puisi Karya Sanusi Pane yang berjudul 'Teratai' ini diberi anak judul "Kepada Ki Hadjar Dewantara". Versi lain ada yang menulis anak judul Puisi Teratai Karya Pane ini adalah 'Kepada Ki Adjar Dewantara'. Berikut ini adalah Puisi Lengkap yang Berjudul Teratai karya Sanusi Pane TERATAI Kepada Ki Hadjar Dewantara Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai, Tidak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia, Daun berseri Laksmi mengarang Biarpun ia diabaikan orang, Seroja kembang gemilang mulia. Teruslah, o Teratai Bahagia, Berseri di kebun Indonesia, Biar sedikit penjaga taman. Biarpun engkau tidak dilihat Biarpun engkau tidak diminat, Engkaupun turut menjaga Zaman. Kutipan Teks Puisi 'Teratai' Karya Penyair Sanusi Pane Untuk memahami Arti Puisi Teratai Karya Sanusi Pane di atas, perlu dipahami beberapa metafor atau kiasan-kiasan yang digunakan dalam puisi tersebut. Dalam puisi Teratai, kata yang paling jelas digunakan adalah anak kalimatnya Kepada Ki Hadjar Dewantara. Dengan adanya judul penjelas itu, maka dipermudah memahami makna puisi Teratai. Bahwa 'Teratai' yang dimaksud adalah simbol atau personifikasi dari 'Ki Hadjar Dewantara'. Untuk mempermudah memahami Puisi Teratai Karya Sanusi Pane, terlebih dulu dicari makna atau arti beberapa kata sulitnya. Adapun beberapa kata sulit dalam Puisi Teratai antara lain Teratai = adalah jenis bunga yang tumbuh di air Seroja = jenis bunga yang mirip dengan bunga teratai Laksmi = cantik/elok bahasa Indoensia Klasik Selain kata-kata sulit. Dalam Puisi Teratai karya Sanusi Pane tersebut juga terdapat kata kiasan. Kata kiasan yang dimaksud adalah kata yang mewakili maksud tertentu. Berikut kata kiasan yang terdapat dalam Puisi Teratari Karya Sanusi Pane dengan Maksud yang diwakilinya Tanah Airku = Negara Kesatuan Republik Indonesia Teratai; Seroja = Ki Hadjar Dewantara Kebun = Bidang Pendidikan Menjaga Zaman = Menjaga/Menyiapkan Masa Depan Penjaga Taman = Pihak yang turut menjaga pentingnya pendidikan Setelah Mengetahui Makna dan Maksud Kata Sulit dalam Puisi Teratai Karya Sanusi Pane, langkah selanjutnya untuk mengetahui arti puisi tersebut secara keseluruhan adalah dengan membuat parafrase puisi tersebut. Parafrase Puisi Teratai Karya Sanusi Pane TERATAI penghormatan Kepada Ki Hadjar Dewantara laksana Dalam kebun pendidikan di tanah airku Indonesia telah Tumbuh sekuntum bunga teratai indah meskipun Tersembunyi tetap ber-kembang indah permai, sehingga Tidak terlihat orang yang lalu. Akarpendiriannnya tumbuh di hati manusia seluruh dunia, Daun pengetahuan berseri Laksmi mengarang Biarpun ia diabaikan tidak dipedulikan orang, bak Seroja ber-kembang membuat gemilang penuh cahaya dan ke-mulia-an. Teruslah, o Teratai tebarkan ke-Bahagia-an, tetapBerseri di kebun pendidikan Indonesia, Biar sedikit yang peduli sebagai penjaga taman pendidikan. Biarpun jasa engkau tidak dilihat dihargai Biarpun bidang jasa engkau tidak diminati banyak orang, dengan menjaga pendidikan Engkaupun turut serta menjaga masa depan menghadapi kemajuan Zaman . Teratai, sebuah penghormatan terhadap Ki Hadjar Dewantara. Seperti Bunga teratai yang tumbuh subur, di bidang pendidikan untuk bangsa Indonesia. Kegiatan yang tersembuyi dan tidak dimintai oleh banyak orang. Akar pendirian dunia pendidikan pada dasarnya mengakar ke seluruh dunia. Seluruh umat manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan diri. Buah pendidikan akan mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa. Tidak banyak yang sadar pentingnya pendidikan. Padahal pendidikan itu akan membuka cakrawala pengetahuan dan memuliakan bangsa. Teruslah bermekaran, teruslah berkembang. Wahai orang yang peduli terhadap pendidikan. Tetaplah berkembang di Indonesia. Meskipun sedikit yang peduli dan mendukung. Meskipun belum seberapa penghargaan yang diberikan kepada Ki Hadjar Dewantara sebagi insan pendidikan Indonesia. Beliaulah yang menjaga masa depan Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman.
\n \npuisi teratai karya sanusi pane
Contohdari penggalan puisi "Teratai" untuk Ki Hajar Dewantara karya Sanusi Pane: Akarnya tumbuh di hari dunia, Daun bersemu Laksmi mengarang, Biarpun ia diabaikan orang, Serodja kembang gemilang mulia. Contoh dari penggalan puisi "Menuju ke Laut" karya Ankatan Baru: Sejak itu jiwa geisah. Selalu berjuang, tiada reda. Ketenangan lama
Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli, pada 14 Mei 1905. Ia meninggal di Jakarta pada 2 Juni 1968. Setelah menamatkan pendidikannya di gunung Sari, ia lalu mengajar Bahasa Melayu disana saat usianya baru 19 tahun. Dia pernah bekerja sebagai redaktur Balai Pustaka, tapi lebih banyak aktif dalam lapangan Pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah terlihat pada sajak-sajak dan karangan-karangannya, Sanusi Pane sangat tertarik pada kebudayaan serta mistik India dan Jawa. Pada tahun 1928, ia berangkat ke India dan di sana ia menulis sajak-sajak yang paling baik. Kumpulan sajak-sajak yang ditulisnya di India diterbitkan dengan judul Madah Kelana 1931.Sepulangnya di Indonesia, ia mendirikan dan menerbitkan majalah Timboel edisi Bahasa Indonesia pada kisaran tahun 1932 – 1933. Sanusi Pane aktif menulis dalam Poejangga Baroe, terutama karangan-karangan tentang sejarah, kebudayan, dan Pane adalah salah satu penyair Top Indonesia yang karyanya turut memberikan warna dan makna perkembangan kesastraan Indonesia, khusunya di bidang karya seni Ki Hadjar DewantaraDalam kebun di tanah airkuTumbuh sekuntum bunga Teratai;Tersembunyi kembang indah permai,Tidak terlihat orang yang tumbuh di hati dunia,Daun berseri Laksmi mengarang;Biarpun ia diabaikan orang,Seroja kembang gemilang o Teratai Bahagia,Berseri di kebun Indonesia,Biar sedikit penjaga engkau tidak dilihatBiarpun engkau tidak diminat,Engkaupun turut menjaga dan Arti Puisi Teratai’ Sanusi PaneUntuk memahami arti puisi Teratai karya Sanusi Pane di atas, perlu dipahami beberapa metafor atau kiasan-kiasan yang digunakandalam puisi tersebut. Dalam puisi Teratai, yang paling jelas digunakan adalah anak kalimat Kepada Ki Hadjar judul penjelas itu, maka dipermudah memahami makna puisi Teratai. Bahwa Teratai’ yang dimaksud adalah simbol atau personifikasi dari Ki Hadjar memudahkan memahami Puisi Teratai Karya Sanusi Pane, terlebih dahulu dicari makna atau arti beberapa kata sulitnya. Adapun beberapa kata sulit dalam Puisi Teratai adalah sebagai berikut Teratai = jenis bunga yang tumbuh di airSeroja = jenis bunga yang mirip dengan bunga TerataiLaksmi = cantik/elok Bahasa Indonesia KlasikSelain kata-kata sulit, dalam Puisi Teratai juga terdapat kata kiasan. Kata kiasan yang dimaksud adalah kata yang mewakili maksud kata kiasan yang terdapat dalam Puisi Teratai Karya Sanuni Pane dengan maksud yang mewakilinya Tanah Air = Negara Kesatuan Republik IndonesiaTeratai; Seroja = Ki Hadjar DewantaraKebun = Bidang PendidikanMenjaga Zaman = Menjaga/Menyiapkan Masa DepanPenjaga Taman = Pihak yang turut menjaga pentingnya PendidikanSetelah mengetahui maksud dan makna kata sulit dari Puisi Teratai karya Sanusi Pane, langskah selanjutnya untuk mengetaui arti puisi tersebut secara keseluruhan adalah dengan membuat paraphrase puisi sebuah penghormatan kepada Ki Hadjar bunga Teratai yang tumbuh subur, di bidang Pendidikan untuk bangsa Indonesia. Kegiatan yang tersembunyi dan tidak diminati banyak dunia Pendidikan pada dasarnya mengakar ke seluruh dunia. Seluruh umat manusia membutuhkan penddidikan untuk mengembangkan diri. Buah Pendidikan akan mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa. Tidak banyak yang sadar pentingnya Pendidikan. Padahal Pendidikan itu akan membuka cakrawala pengetahuan dan memuliakan bangsa. Teruslah bermekaran, teruslah berkembang. Wahai orang yang peduli pada dunia pendidkan. Tetaplah berkembang di Indonesia. Meskipun sedikit yang peduli dan belum seberapa penghargaan yang diberikan pada Ki Hadjar Dewantara sebagai insan Pendidikan di Indonesia. Beliaulah yang menjaga masa depan Indonesia dalam menghadapi tantangan IDi mana harga karangan sajak,Bukanlah dalam maksud isinya,Dalam bentuk, nan rancak kata,Dicari timbang dengan pertam akeluar di hati,Setelah sajak dibaca tamat,Sehingga nama tersebut sakti,Mengikat diri di dalam bujangga waktu MenyusunKata yang dating berduyun-duyunDari dalam, bukan nan kembali dalam pembaca,Sebagai bayang di muka kaca,Harus bergoncang hari IIO, bukannya dalam kata yang rancak,Kata yang pelik kebagusan pujangga, buang segala kata,Yang kan Cuma mempermainkan mata,Dan hanya dibaca selintas lalu,Karena tak keluar dari matari mencintai bumi,Memberi sinar selama-lamanya,Tidak meminta sesuatu kembali,Harus cintamu dan Arti Puisi Sajak’ Karya Sanusi PaneDari kutipan puisi Sajak’ di atas dapat diketahui bahwa Sanusi Pane menulis dua bagian puisi Sajak’. Ada bagian I dan bagian II. Berdasarkan kutipan tersebut pula, diketahui bahwa pusi Sajak’ ditulis 14 tahun sebelum Indonesia dalam puisi Sajak’ adalah dalam berkarya jangan hanya kulitnya saja yang diperindah. Tapi juga isi dan maksud tujuannya. Dalam membaca karya sastra, khususnya puisi, pembaca harus sadar dan menempatkan diri sebagai pihak yang dituju makna puisi karya sastra, khususya puisi, harus mampu menyentuh perasaan pembacanya. Bukan hanya sekedar berisi kata-kata indah tapi juga memiliki makna yang dalam pula. Dengan demikian akan menggoncangkan hati nurani’. Maksud kata mengguncang’ adalh menyentuh hati. Menyentuh perasaan pembaca agar menjadi manusia yang lebih naratif pernyataan penting Sanusi Pane dalam Puisi Sajak’ dapat dijelaskan sebagai berikut Sebuah sajak tidak hanya berisi kata yang bagus dan enak didengar, tapi juga harus dipertimbangkan pilihan katanya karena pasti akan memiliki makna yang membaca puisi, orang pasti akan perpikir seberapa kuat puisi yang dibacanya. Apakah bisa diambil hikmah pelajaran dari puisi yang telah penyair tidak Menyusun kata kering makna, tapi muncul dari dalam demikian, pembaca akan tersentuh perasannya. Seakan-akan Ketika membaca sebuah sajak, pembaca akan merasa bercermin.
Strukturdan ragam puisi sebagai hasil karya kreatif terus-menerus berubah. Hal ini nampak apabila kita mengkaji ciri-ciri puisi pada zaman tertentu yang ternyata berbeda dari ke-khas-an puisi pada zaman yang lain.Di masa lampau misalnya, penciptaan puisi harus memenuhi ketentuan jumlah baris, ketentuan rima dan persyaratan lain.
Baca dan pahami puisi berikut! Teratai Karya Sanusi Pane kepada Ki Hadjar Dewantara Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai Tidak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia, Daun berseri Laksmi mengarang; Biarpun ia diabaikan orang, Seroja kembang gemilang mulia. Teruslah, o, Teratai Bahagia Berseri di kebun Indonesia, Biarkan sedikit penjaga taman. Biarpun engkau tidak dilihat, Biarpun engkau tidak diminat, Engkau turut menjaga Zaman.
  • ቢ πθфኻпсቲпиም
    • Γωслипуሟ լеልиծиթ θ
    • Եвεኆዢк иշሲтюցы ոбሟቶоз аዴоռуτи
  • Բሽռ խտαврևнаβ
    • Еснуቱ свегοриψа е ቱолո
    • Зиፕևбаծθ ቤትղሿ оծጲга увр
  • ቩαሥաσ εф
    • Киዋեξ щогαղант
    • Чοн ωвቪсрикነ мሚрοቀጭሩ
    • Τусиሯуцу ζըπαбра խнስնιхру гቪдрፁ
Jenisjenis puisi yakni ode merupakan puisi baru yang berisi tentang sanjungan kepada orang yang sangat berjasa. a. Ciri-ciri Ode - Memiliki nada yang anggun - Gaya dan nadanya resmi - Ode berisi dan membahas mengenai sesuatu yang bersifat mulia atau menyanjung. b. Contoh Ode. Teratai. Karya: Sanusi Pane. Dalam kebun di tanah airku Sanusi Pane adalah salah satu penyair Top Indonesia yang karyanya turut memberikan warna dan makna dalam perkembangan kesastraan Indonesia, Khususnya di bidang karya sastra puisi. Selai Puisi 'Sajak' yang dibahas dalam postingan sebelumnya Arti Puisi 'Sajak' Karya Sanusi Pane, juga ada karya besar Sanusi Pane yang lain. Yaitu Puisi Sanusi Pane yang berjudul Teratai. Puisi Karya Sanusi Pane yang berjudul 'Teratai' ini diberi anak judul "Kepada Ki Hadjar Dewantara". Versi lain ada yang menulis anak judul Puisi Teratai Karya Pane ini adalah 'Kepada Ki Adjar Dewantara'. Berikut ini adalah Puisi Lengkap yang Berjudul Teratai karya Sanusi Pane TERATAI Kepada Ki Hadjar Dewantara Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai, Tidak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia, Daun berseri Laksmi mengarang Biarpun ia diabaikan orang, Seroja kembang gemilang mulia. Teruslah, o Teratai Bahagia, Berseri di kebun Indonesia, Biar sedikit penjaga taman. Biarpun engkau tidak dilihat Biarpun engkau tidak diminat, Engkaupun turut menjaga Zaman. Kutipan Teks Puisi 'Teratai' Karya Penyair Sanusi Pane Untuk memahami Arti Puisi Teratai Karya Sanusi Pane di atas, perlu dipahami beberapa metafor atau kiasan-kiasan yang digunakan dalam puisi tersebut. Dalam puisi Teratai, kata yang paling jelas digunakan adalah anak kalimatnya Kepada Ki Hadjar Dewantara. Dengan adanya judul penjelas itu, maka dipermudah memahami makna puisi Teratai. Bahwa 'Teratai' yang dimaksud adalah simbol atau personifikasi dari 'Ki Hadjar Dewantara'. Untuk mempermudah memahami Puisi Teratai Karya Sanusi Pane, terlebih dulu dicari makna atau arti beberapa kata sulitnya. Adapun beberapa kata sulit dalam Puisi Teratai antara lain Teratai = adalah jenis bunga yang tumbuh di air Seroja = jenis bunga yang mirip dengan bunga teratai Laksmi = cantik/elok bahasa Indonesia Klasik Selain kata-kata sulit. Dalam Puisi Teratai karya Sanusi Pane tersebut juga terdapat kata kiasan. Kata kiasan yang dimaksud adalah kata yang mewakili maksud tertentu. Berikut kata kiasan yang terdapat dalam Puisi Teratari Karya Sanusi Pane dengan Maksud yang diwakilinya Tanah Airku = Negara Kesatuan Republik Indonesia Teratai; Seroja = Ki Hadjar Dewantara Kebun = Bidang Pendidikan Menjaga Zaman = Menjaga/Menyiapkan Masa Depan Penjaga Taman = Pihak yang turut menjaga pentingnya pendidikan Setelah Mengetahui Makna dan Maksud Kata Sulit dalam Puisi Teratai Karya Sanusi Pane, langkah selanjutnya untuk mengetahui arti puisi tersebut secara keseluruhan adalah dengan membuat parafrase puisi tersebut. Parafrase Puisi Teratai Karya Sanusi Pane TERATAI penghormatan Kepada Ki Hadjar Dewantara laksana Dalam kebun pendidikan di tanah airku Indonesia telah Tumbuh sekuntum bunga teratai indah meskipun Tersembunyi tetap ber-kembang indah permai, sehingga Tidak terlihat orang yang lalu. Akarpendiriannnya tumbuh di hati manusia seluruh dunia, Daun pengetahuan berseri Laksmi mengarang Biarpun ia diabaikan tidak dipedulikan orang, bak Seroja ber-kembang membuat gemilang penuh cahaya dan ke-mulia-an. Teruslah, o Teratai tebarkan ke-Bahagia-an, tetapBerseri di kebun pendidikan Indonesia, Biar sedikit yang peduli sebagai penjaga taman pendidikan. Biarpun jasa engkau tidak dilihat dihargai Biarpun bidang jasa engkau tidak diminati banyak orang, dengan menjaga pendidikan Engkaupun turut serta menjaga masa depan menghadapi kemajuan Zaman . Baca Juga Makna Puisi Teratai Karya Sanusi Pane dalam Satu ParagrafMakna Puisi Teratai Teratai, sebuah penghormatan terhadap Ki Hadjar Dewantara. Seperti Bunga teratai yang tumbuh subur, di bidang pendidikan untuk bangsa Indonesia. Kegiatan yang tersembuyi dan tidak dimintai oleh banyak orang. Akar pendirian dunia pendidikan pada dasarnya mengakar ke seluruh dunia. Seluruh umat manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan diri. Buah pendidikan akan mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa. Tidak banyak yang sadar pentingnya pendidikan. Padahal pendidikan itu akan membuka cakrawala pengetahuan dan memuliakan bangsa. Teruslah bermekaran, teruslah berkembang. Wahai orang yang peduli terhadap pendidikan. Tetaplah berkembang di Indonesia. Meskipun sedikit yang peduli dan mendukung. Meskipun belum seberapa penghargaan yang diberikan kepada Ki Hadjar Dewantara sebagi insan pendidikan Indonesia. Beliaulah yang menjaga masa depan Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman. 1 Mintalah salah seorang temanmu membacakan puisi . Teratai berikut! TERATAI (Karya: Sanusi Pane) Kepada Ki Hajar Dewantara . Dalam kebun di tanah airku . Tumbuh sekuntum bunga teratai . Tersembunyi kembang indah permai . Tiada terlihat orang yang lalu . Akarnya tumbuh di hati dunia, Daun berseri, Laksmi mengarang; Biarpun dia diabaikan orang, Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 104921 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d827c3169860a55 • Your IP • Performance & security by Cloudflare TERATAI Kepada Ki Hajar Dewantoro Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai; Tersembunyi kembang indah permai, Tidak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia, Daun berseri Laksmi mengarang; Biarpun ia diabaikan orang, Seroja kembang gemilang mulia. Teruslah, O Teratai Bahagia Berseri di kebun Indonesia,
Karya Sanusi Pane. 18. Tema puisi "Teratai" adalah . a. Keindahan bunga teratai yang mampu memikat hati banyak orang. b. Bunga teratai yang tumbuh tersembunyi di taman. c. Bunga teratai melambangkan kepahlawanan seseorang. d. Harapan agar bunga teratai menjadi terkenal di seluruh dunia.

Ceritapendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen adalah suatu karangan prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung lebih padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan dengan karya fiktif lainnya seperti novel.Cerita pendek biasanya memiliki kata yang kurang dari 10.000 kata atau kurang dari 10 halaman. cerpen juga memiliki sebuah kesan tunggal yang memusatkan diri pada salah satu tokoh dan satu

PUISITERATAI KARYA SANUSI PANE. Teratai. Oleh : sanusi Pane. Kepada Ki Hadjar Dewantara. Dalam kebun di tanah airku. Tumbuh sekuntum bunga teratai; Tersembunyi kembang indah permai, Tidak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia.

Orangakan sukar memahami puisi berjudul "Teratai" karya Sanusi Pane yang dikhususkan untuk Ki Hajar Dewantoro. di dalam kebun tanah airku tumbuh sekuntum bunga teratai tersembunyi kembang indah permai tidak terlihat orang yang lalu. Hanya untuk menceritakan Ki Hajar Dewantoro, Sanusi Pane memakai diksi "teratai".
Cpuisi teratai karya sanusi pane boleh dikatakan sebagai alegori karena kisah bunga teratai itu digunakan untuk mengisahkan tokoh pendidikanki hadjar dewantara dibandingkan dengan bunga teratai yang tidak menonjolkan diri namun namanya termasyur di seluruh penjuru dunia. Selain itu penyair juga berusaha untuk membangkitkan semangat .